Selasa, 05 April 2016

Bioproses Stula Pembuatan Tauco



LAPORAN BIOPROSES
STUDI LAPANGAN
“PEMBUATAN TAUCO”





Oleh :
Kelompok 7
Kelas 1F
Dimas Robi Satria                      (1431410155)
Norma Yulianawati                    (1431410073)
Vellanda Aderista Larasati       (1431410033)


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2014
KATA PENGANTAR
            Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Studi Lapangan ini dengan lancar. Laporan Studi Lapangan kami susun secara sistematis dan relevan mengenai Pembuatan Tauco. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam menyusun laporan Studi Lapangan ini, antara lain:
1.      Ibu Diah selaku dosen mata kuliah praktikum Bioproses.
2.      Semua teman-teman yang telah membantu jalannya praktikum Bioproses.
            Penulis menyadari bahwa dalam upaya penyusunan Laporan Studi Lapangan ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun kepada para pembaca agar laporan ini menjadi lebih baik dan sempurna.
                                                                                           

                                                                                    Malang, 27 Desember 2014
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, penulis panjatkan segala puji syukur atas kehadirat-Nya, dan segala rahmat yang telah dilimpahkan pada penulis sehingga Penyusunan Laporan Praktikum Dasar Bioproses ini dapat diselesaikan atas bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis dengan tulus hati menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      Bapak Ir. Hardjono, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang.
2.      Ibu Ir. Sri Rulianah, MP. selaku dosen mata kuliah dasar bioproses yang telah banyak sekali membantu dalam pelaksanaan studi lapangan.
3.      Ibu Ir. Diah Meilany, MT. selaku pembimbing yang telah menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan dalam mengerjakan tugas studi lapangan.
4.      Teman-teman dari jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang, khususnya teman-teman angkatan 2014 kelas 1-F yang telah banayk membantu dalam pengerjaan tugas study lapangan.

Menyadari bahwa kemampuan yang dimiliki penulis sangat terbatas, maka wajar apabila tugas dasar bioproses ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis merasa sangat bahagia apabila ada kritik dan saran-saran yang membangun demi kesempurnaan laporan study lapangan ini.

Akhirnya hanya kepada Allah Yang Maha Esa penulis berharap semoga tugas dasar bioproses ini dapat menjadi amal yang bermanfaat bagi semua pihak. Mudah-mudahan Allah selalu memaafkan, memberikan dan menyertai kami sekalian.

Malang,  Januari  2015
Penyusun                 



Penulis






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR           ….………………………………………………..  i
DAFTAR ISI  …………………………………………………………………… ii
BAB I             : PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang    …………………………………………… 1
1.2  Rumusan Masalah           …………………………………… 2
1.3  Tujuan     …………………………………………………… 2
BAB II            : DASAR TEORI       ……………………………………....…… 3
BAB III          : METODOLOGI
A.    Pembuatan Tauco
A.1Alat-alat yang digunakan dalam Praktikum   …….……... 8
A.2Bahan-bahan yang diperlukan dalam Praktikum       .…... 8
A.3Cara Kerja      ……………………………………….…....8
B.     Morfologi Jamur
B.1 Alat-alat yang digunakan  dalam Praktikum  ……….…..10
B.2 Bahan-bahan yang diperlukan dalam Praktikum       ….. 10
B.3 Cara Kerja      ……………………………………….…. 10
BAB IV          : PEMBAHASAN      ………………………………………….. 11
BAB V            : PENUTUP
5.1  Kesimpulan         ………………………………………….. 15
DAFTAR PUSTAKA            ………………………………………………………….. 16






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
                 Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Dalam mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian. Mikrobiologi lanjut telah berkembang menjadi bermacam-macam ilmu yaitu virologi, bakteriologi, mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri, dan sebagainya yang mempelajari mikroba spesifik secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya.
                 Mikrobiologi industri merupakan suatu usaha memanfaatkan mikrobia sebagai komponen untuk industri atau mengikutsertakan mikrobia dalam proses. Mikrobia dalam industri menghasilkan bermacam produk diantaranya:
1. zat kimia seperti asam organik, gliserol, alkohol
2. antibiotik
3. zat tumbuh
4. enzim
5. makanan dan minuman
6. pengawetan dan sebagainya.
                 Mikrobia sebagai hasil industri misalnya protein sel tunggal, ragi dan sebagainya. Dalam mikrobiologi industri pokok bahasan utama adalah fermentasi. Fermentasi dapat didefinisikan sebagai perubahan gradual oleh enzim beberapa bakteri, khamir, dan kapang. Industri fermentasi dalam pelaksanaan proses dipengaruhi oleh beberapa faktor mikrobia, bahan dasar, sifat-sifat proses, dan faktor sosial ekonomi.
                 Seperti yang sudah diketahui jenis kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut. Permasalahan yang muncul kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai.
                 Tauco adalah salah satu jenis makanan tradisional yang khas, mempunyai nilai gizi yang baik serta mempunyai aroma yang khas pula. Dapat digunakan sebagai bumbu penyedap makanan.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara pembuatan tauco?
2.      Organisme apa yang berperan dalam proses pembuatan tauco?
3.      Bagaimana morfologi jamur pada ragi yang digunakan dalam pembuatan tauco?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui cara pembuatan tauco
2.      Mengetahui organisme yang berperan dalam pembuatan tauco
3.      Mengetahui morfologi jamur pada ragiyang digunakan dalam pembuatan tauco



















BAB II
DASAR TEORI
­
A.    Pengertian Bioteknologi
           Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan 'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua kata tersebut European Federation of Biotechnology (1989) mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa.
           Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
           Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.
           Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan "lahirnya organisme baru" produk bioteknologi dengan sifat- sifat yang menguntungkan bagi manusia.
           Pemanfaatan bioteknologi dapat di aplikasikan kebeberapa bidang, misalnya dakam bidang industri, kesehatan, lingkungan dan makanan.(Fikri.2011)


3
B.     Sejarah Perkembangan Fermentasi
Ahli Kimia Perancis, Louis Pasteur adalah seorang zymologist pertama ketika di tahun 1857 mengkaitkan ragi dengan fermentasi. Ia mendefinisikan fermentasi sebagai "respirasi (pernafasan) tanpa udara". Pasteur melakukan penelitian secara hati-hati dan menyimpulkan, "Saya berpendapat bahwa fermentasi alkohol tidak terjadi tanpa adanya organisasi, pertumbuhan dan multiplikasi sel-sel secara simultan..... Jika ditanya, bagaimana proses kimia hingga mengakibatkan dekomposisi dari gula tersebut... Saya benar-benartidak tahu".
Ahli kimia Jerman, Eduard Buchner, pemenang Nobel Kimia tahun 1907, berhasil menjelaskan bahwa fermentasi sebenarnya diakibatkan oleh sekeresi dari ragi yang ia sebut sebagai zymase. Penelitian yang dilakukan ilmuan Carlsberg (sebuah perusahaan bir) di Denmark semakin meningkatkan pengetahuan tentang ragi dan brewing (cara pembuatan bir). Ilmuan Carlsberg tersebut dianggap sebagai pendorong dari berkembangnya biologi molekular. Dapat disimpulkan bahwa Fermentasi merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki. Mikrobia yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir dan kapang. Contoh bakteri yang digunakan dalam fermentasi adalah Acetobacter xylinum pada pembuatan nata decoco, Acetobacter aceti pada pembuatan asam asetat. Contoh khamir dalam fermentasi adalah Saccharomyces cerevisiae dalam pembuatan alkohol sedang contoh kapang adalah Rhizopus sp pada pembuatan tempe.
Fermentasi dapat dilakukan menggunakan kultur murni ataupun alami serta dengan kultur tunggal ataupun kultur campuran. Fermentasi menggunakan kultur alami umumnya dilakukan pada proses fermentasi tradisional yang memanfaatkan mikroorganisme yang ada di lingkungan.


Industri fermentasi dalam pelaksanaan proses dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1.         mikrobia
2.         bahan dasar
3.         sifat-sifat proses
4.         pilot-plant
5.         faktor sosial ekonomi
(Rudiyanto.2011)
C.    Sejarah Perkembangan dan Pengertian Tauco
Awal makanan tauco di Cianjur diperkirakan pada tahu 1880. Waktu itu, Tan Ken Yan untuk pertama kalinya mencetuskan ide pendirian industri tauco. Ide ini didasarkan pada tingginya minat masyarakat terhadap makanan tauco dan tauco sering digunakan masyarakat sebagai penyedap dalam masakan daging, ikan, sayuran, serta sambal. Industri tauco pertama di Cianjur adalah Industri Tauco Cap Meong yang didirikan oleh Tan Ken Yan tahun 1880. Pendirian industri ini didasarkan pada tingginya minat pasar terhadap makanan tauco serta menjaga warisan leluhur.
Selama berdirinya, tauco Cap Meong terkenal akan kelezatan dan kualitasnya. Agar tauco ini tidak punah, Tan Ken Yan mewariskan tata cara pembuatan tauco kepada putrinya Tasma dan suaminya Babah Tasma.
Penamaan meong sendiri mulai digunakan tahun 1935. Istilah meong sendiri berasal dari ditemukannya tapak kaki meong yang diyakini sebagai peliharaan Eyang Suryakencana seorang leluhur Cianjur. (Rudiyanto.2011)
Tauco adalah bumbu makanan yang terbuat dari biji kedelai (Glycine max) yang telah direbus, dihaluskan dan diaduk dengan tepung terigu kemudian dibiarkan sampai tumbuh jamur (fermentasi). Fermentasi tauco dengan direndam dengan air garam, kemudian dijemur pada terik matahari selama beberapa minggu sampai keluar aroma yang khas tauco atau rendaman berubah menjadi warna coklat kemerahan.


Pada pertengahan prosesnya, rendamannya sering mengeluarkan bau yang menyengat seperti ikan busuk/bau terasi. Dari beberapa produsen tauco tradisional mengatakan bahwa hasil rendaman, air rendamannya itulah diolah menjadi kecap sedangkan biji kedelainya menjadi tauco.
Terdapat berbagai cara mengolah tauco yang masing masing memiliki keistimewaan tersendiri. Contoh tauco yang beredar di daerah Riau berbeda
dengan tauco dengan di daerah Jawa dan Kalimantan. Tiap daerah memiliki keunikan cita rasa tersendiri. Dari pengalaman, tauco dapat disimpan lama sampai bertahun tahun,dan tidak akan rusak atau basi selama penyimpanannya tidak terkena air mentah ataupun terkontaminasi dengan bahan organik lainnya.
                 Sayang, tidak ada penelitian yang lebih terperinci mengenai tauco. Oleh para buruh kasar (khususnya masyarakat Tionghoa) dibeberapa daerah, tauco digunakan sebagai lauk setiap makan terutama saat makan bubur bening. Penggunaannya yang umum adalah sebagai bumbu atau penyedap dalam membuat lauk pauk, misalnya ayam bumbu tauco,nasi goreng tauco, ikan tumis tauco. (Piaggio.2012)

D.    Jamur (Kapang)
Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati atau eukariotik, berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung khitin atau selulosa atau keduanya, heterotrof, absortif dan sebagian besar tubuhnya terdiri dari bagian vegetatif berupa hifa dan generatif yaitu spora.
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk  jaringan  yang  disebut  miselium.  Miselium  menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa (Pelczar and Reid, 1958). Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atauhifasenositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yangmerupakan organpenyerap makanan dari substrat;
6
haustoria dapat menembus jaringan substrat. Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen, maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya,Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS). Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
       Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan-bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.
       Jamur benang yang berukuran kecil dan biasanya bersifat uniseluler dapat diamati dengan mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yangdiamati, yaitu mikroskop duadimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. (Fadhilah.2012)


7
BAB III
METODOLOGI

A.    Pembuatan Tauco
A.1       Alat-alat yang Digunakan dalam Praktikum
1.      Wadah perendam
2.      Wadah perebus
3.      Tampah
4.      Kompor
A.2       Bahan-bahan yang Diperlukan dalam Praktikum
1.      Kedelai kuning
2.      Tepung beras
3.      Ragi tempe
4.      Garam
5.      Gula
6.      Bumbu seperti lengkuas dan jahe
7.      Daun pisang
A.3       Cara Kerja
1.      Perendaman. Kedelai dibersihkan dan dicuci sampai bersih. Kemudian kedelai direndam di dalam air bersih selama 12-24 jam.
2.      Pengupasan dan pembuangan kulit. Kedelai dimasukkan ke dalam karung atau bakul, kemudian diinjak-injak sehingga terbelah dua, dan kulit biji terkelupas. Kulit biji dibuang, dan biji dicuci sampai bersih.
3.      Perebusan. Biji direbus selama 1-2 jam. Kemudian ditiriskan.
4.      Penambahan tepung beras. Biji kedelai yang telah ditiriskan, ditambah dengan tepung beras. Sebelumnya, tepung beras ini telah disangrai. Tiap 10 kg kedelai ditambah dengan tepung beras sebanyak 2 kg. Pengadukan dilakukan agar kedelai dan tepung beras tercampur rata.
5.      Fermentasi kapang. Campuran kedelai tepung beras ditaburi dengan ragi tempe (1 gram ragi untuk tiap kg kedelai), diaduk agar tercampur rata, dan selanjutnya dihamparkan diatas tampah setinggi 2-3 cm.

8
6.      Campuran ini ditutup dengan daun pisang. Tampah diletakkan di atas para-para yangterlindung dari serangga, panas dan hujan. Fermentasi ini berlangsung selama 2-3 hari sampai terbentuk tempe yang lebat pertumbuhan kapangnya.
7.      Penjemuran tempe. Tempe disuir-suir atau dilepaskan butiran-butirannya. Setelah itu butiran tempe dijemur sampai kering.
8.      Penyiapan larutan garam 20%. Untuk membuat 10 liter larutan garam 20% dilakukan dengan cara berikut. Garam sebanyak 2 kg dimasukkan ke dalam ember, kemudian ditambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai volume larutan menjadi 10 liter.
9.      Fermentasi garam. Butiran tempe kering direndam di dalam larutan garam. Tiap kg kedelai membutuhkan larutan garam sebanyak 1 liter . Prendaman di lakukan di dalam wadah perendam selama 2 minggu. Hasil fermentasi disebut dengan tauco mentah.
10.  Penyiapan bumbu.
                                  i.          Gula merah diiris-iris, kemudian dilarutkan dengan air (tiap kg kedelai membutuhkan 250 gram gula merah, dan 25 ml air untuk melarutkan gula tersebut)
                                ii.          Jahe dan lengkuas dikupas kemudian dipukul-pukul sampai memar (tiap kg kedelai membutuhkan jahe dan laos, masing-masing 20 gram)
                              iii.          Jahe dan lengkuas dimasukkan ke dalam larutan gula, kemudian dimasak sampai mendidih dan disaring dengan kain saring. Larutan ini disebut larutan gula berbumbu, dan digunakan untuk membumbui tauco.
11.  Pembumbuan dan perebusan tauco. Tauco mentah ditambah dengan larutan gula berbumbu. Kemudian tauco mentah dididihkan selama 3-4 jam sehingga cairan tauco mengental. Hasil perebusan ini disebut sebagai tauco masak.
12.  Pengemasan. Tauco masak dikemas di dalam kantong plastik dan mulut kantong diikat dengan gelang karet kuat-kuat.

9
B.     Morfologi Jamur
B.1        Alat-alat yang Digunakan dalam Praktikum
1.      Kaca objek (object glass)
2.      Kaca penutup (cover glass)
3.      Mikroskop
4.      Pinset
5.      Jarum ose
B.2        Bahan-bahan yang Diperlukan dalam Praktikum
1.      Tempe
2.      Aquades steril
B.3        Cara Kerja
1.      Siapkan mikroskop dan perlengkapannya.
2.      Siapkan kaca objek  yang bersih, kemudian ambil aquades steril dengan jarum ose dan letakkan di tengah kaca objek.
3.      Ambilah sedikit jamur dari tempe (hifa berwarna putih). Letakkan jamur tersebut pada kaca objek yang telah disiapkan.
4.      Tutup kaca objek dengan kaca penutup. Perhatikan supaya tidak ada gelembung udara pada saat menutup objek kaca.
5.      Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran rendah sampai tinggi.






BAB IV
PEMBAHASAN

            Tauco adalah salah satu jenis makanan tradisional yang khas, mempunyai nilai gizi yang baik serta mempunyai aroma yang khas pula. Dapat digunakan sebagai bumbu penyedap makanan. Tauco adalah produk kedelai berbentuk pasta yang berwarna kecoklatan, rasanya agak asindan dibuat dengan cara fermentasi. Tauco berfungsi sebagai penyedap masakan karena bau dan rasanya yang khas. Tauco dapat disimpan lama karena kadar garamnya cukup tinggi (diatas 15%).
            Dalam pembuatan tauco ini, bahan dasar yang digunakan adalah kedelai. Kedelai merupakan sumber protein nabati yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Misalnya:
a.       Protein sebagai zat pembangun sel-sel penyusun jaringan.
b.      Sebagai pembunuh kuman-kuman yang merugikan.
c.       Sebagai zat biokimia tubuh, misalnya enzim, hormon, dan lain-lain 
            Dari susunan asam amino pembentuk proteinnya, kedelai memiliki asam amino dengan mutu yang mendekati protein hewan. Kandungan asam lemaknya pun didominasi oleh asam lemak tidak jenuh yang baik untuk kesehatan. Karena itu, kandungan gizi produk fermentasi olahan kedelai pun sangat baik. Bahkan, berkat proses fermentasi yang terjadi, zat gizi kacang kedelai setelah menjadi tauco pun jadi lebih mudah dicerna, sama seperti produk fermentasi lainnya.
            Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, pembuatan tauco tidaklah terlalu sulit. Namun memerlukan kesabaran dan kecermatan.Karena proses pembuatan taucomemerlukan waktu yang tidak sebentar yaitu mencapai 2-3 minggu. Kecermatan disini diperlukan karena komposisi setiap bahan pada pembuatan tauco harus tepat agar hasil yang diperoleh dapat memenuhi standar yang diinginkan.





Gambar
Proses
Keterangan























           



 









           


            Dalam pembuatan tauco ini, melalui beberapa proses yaitu pencucian biji kedelai, perendaman biji kedelai selama 24 jam, pengupasan dan pembuangan kulit, perebusan dilakukan selama 1,5 jam kemudian penambahan ragi tempe dan tepung beras. Setelah itu dilakukan fermentasi kapang selama 2 hari. Pada percobaan pertama saat fermentasi kapang selama 2 hari, kami mengalami kendala yang disebabkan karena fermentasi kapang tidak berhasil dan tidak terbentuk tempe. Hal ini dikarenakan tempat fermentasi terlalu lembab. Oleh sebab itu, kapang tidak tumbuh secara maksimal dan malah menyebabkan kedelai
12
tersebut busuk. Karena percobaan pertama gagal, kami mengulang proses dari awal untuk membuat tempe. Pada percobaan kedua ini, tempe berhasil terbentuk. Kemudian dilakukan pengeringan tempe, disini kami menggunakan oven sebagai alat pengering. Setelah kering, tempe yang telah disuir direndam dalam larutan garam 20% selama 2 minggu. Hasil dari perendaman disebut tauco mentah. Tauco mentah dibumbui dan direbus sekali lagi dan akhirnya tauco siap dikemas.
            Tauco yang dibuat dari hasil praktikum ini memiliki warna coklat yang berasal dari gula merah yang dipanaskan dan dicampurkan dalam tauco mentah. Tekstur dari tauco itu sendiri adalah kering karena jumlah air dan gula yang dicampurkan dalam tauco mentah tidak membuat tauco tersebut menjadi pasta. Sedangkan pada literatur, hasil pembuatan tauco memiliki tekstur cair berbentuk


Gambar hasil pengamatan dari mikroskop
pasta. Kesalahan ini terjadi mungkin karena kurangnya jumlah gula yang dipakai untuk membumbui tauco mentah menjadi tauco jadi.

Berdasarkan hasil pengamatan di bawah mikroskop, diketahui bahwa organisme yang berperan dalam pembuatan tauco adalah Rhizopus oryzae yang memiliki peran dalam proses fermentasi kapang. Fermentasi kapang ini menghasilkan produk berupa tempe yang selanjutnya akan di proses menjadi tauco. Jamur tempe mempunyai hifa yang berguna untuk menyerap makanan dari kacang kedelai. Dalam waktu dua sampai tiga hari, kumpulan hifa tersebut akan membungkus kedelai dan terbentuklah tempe.




13

            Bentuknya seperti batang atau pipa yang bercabang. dan terdapat banyak spora yang tersebar di seluruh bagian tubuh.Hal ini sesuai dengan referensi yaitu :
            Ciri-ciri jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota adalah: 
a.       Miselium bercabang banyak dan hifa tidak bersekat sehingga terlihat seperti pipa atau buluh
b.      Dinding sel terdiri atas kitin, tidak memiliki zoospora sehingga sporanya merupakan sel-sel yang berdinding. Spora inilah yang tersebar ke mana-mana
(Johannes.2013)























14
BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
      Tauco merupakan salah satu dari pemanfaatan ilmu Bioteknologi, yaitu cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Tauco dibuat melalui dua tahap fermentasi yaitu fermentasi kapang dan fermentasi garam. Fermentasi kapang dilakukan selama 2 hari dan menghasilkan produk berupa tempe. Sedangkan fermentasi garam dilakukan selama 2 minggu.
      Organisme yang berperan dalam pembuatan tauco adalah pada saat fermentasi kapang yaitu jamur Rhizopus oryzae. Jamur ini memiliki bentuk seperti pipa atau batang yang bercabang dan mempunyai spora yang tersebar di seluruh tubuhnya.
















15
DAFTAR PUSTAKA

            Fikri.2011.Makalah Cara Pebuatan Tauco(Bioteknologi).http://sains-biology.blogspot.com/2011/12/makalah-cara-pebuatan-tauco.html.Diakses pada 19 Desember 2014.
            Rudiyanto. 2011. Makalah Tauco.http://rudiyantoblog.blogspot.com/2011/08/tauco.html. Diakses pada 19 Desember 2014
            Piaggio.2012.Cara Membuat Tauco.http://piaggioret.blogspot.com/2012/08/cara-membuat-tauco.html. Diakses pada 23 Desember 2014
            Johannes.2013.JamurTempe.http://royjohannesh2o.blogspot.com/2013/09/jamur-tempe.html.Diakses pada 13 Januari 2015

















16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar