BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pupuk merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mengubah
sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi
pertumbuhan tanaman. Pupuk telah lama digunakan terutama para petani untuk
meyuburkan tanaman, petama kali pupuk ditemukan oleh Justus Von Liebig seorang
ahli kimia dari jerman, pupuk tersebut berupa tulang yang dihaluskan kemudian
penemuanya dikembangkan lagi oleh John Bannet. Definisi pupuk mancakup sebagian
besar dari belerang dan nitrogen.
Saat ini pupuk banyak di dunia terus meningkat sesuai
dengan pertambahan luas areal pertanian. Upaya pembudidayaan tanaman dengan
pupuk za meruapakan pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan unsure hara
belerang, tetapi tidak baik jika digunakan berlebihan. Dengan pupuk ini
diharapkan tanaman berkembang dengan baik sehingga dalam tanaman terdapat
siklus kehidupan.
TUJUAN
Mengetahui tentang sejarah pupuk, pengertian pupuk ZA I/III dan Za
II, bahan pembuatan pupuk ZA dalam industri cara
pembuatan dan aplikasinya.
BATASAN MASALAH
Batasan dalam makalah ini adalah terbatas pada pengertian
dan pembuatan pupuk ZA I/III dan II dalam
industri.
BAB II
ISI
2.1 Sejarah dan Definisi
Pupuk Za
Di daratan Inggris, tepatnya di Harpenden, dekat lingkaran puing-puing kuil
Romawi, satu rumah besar telah dibangun pada awal abad ketiga belas. Rothamsted
Manor, terbuat dari bata dan kayu, dikelilingi pagar dan parit yang lebar,
luasnya 120 hektar, telah dihuni oleh beberapa generasi sekian abad, sampai
seorang anak delapan tahun mewarisinya pada 1814, bernama John Bannet Lawes.
Lawes bersekolah di Eton, kemudian melanjutkan ke Oxford, disana ia belajar geologi dan kimia. Di sekolah cambangnya tumbuh subur, namun ia tak mendapatkan gelar. Saat kembali ke Rothamsted, ia lalu melakukan sebuah teknik pengolahan tanah yang akhirnya mengubah cara orang bertani sejak saat itu.
Kisah John Bannet Lewis dimulai dengan tulang, kata sebagian orang berhubungan dengan kapur. Sebelumnya, selama berabad-abad para petani Hertfordshire telah menggali kapur sisa mahluk laut purba yang terkubur di bawah lapisan lempung tanah mereka untuk ditebarkan pada parit-parit di sekitar lading mereka, karena telah terbukti menyuburkan tanaman lobak dan biji-bijian. Dari kuliahnya di Oxpord, Lawes tahu bahwa kapur yang ditebarkan di ladang-ladang bukan merupakan makanan tambahan bagi tanaman, melainkan bahan melunakkan tanah sehingga tidak terlalu asam. Jadi, apa sesungguhnya yang menyebabkan tanaman lebih subur?
Seorang ahli kimia jerman, justus Von Liebig, tidak lama sebelumnya mencatat bahwa tulang-tulang yang dijadikan tepung dapat mengembalikan kebugaran tanah. Setelah direndam dahulu dalam asam sulfat encer, tulisnya, bubuk tulang itu bahkan lebih mudah dicerna. Lawes mencobanya di ladang lobak, dan ia terkesan.
Justus von Liebig dikenang sebagai pelopor industry pupuk, tetapi ia mungkin tak berkeberatan andai ia bisa menukar kehormatan itu dengan sukses luar biasa yang diraih oleh John Bannet Lawes. Von Liebig tidak pernah berpikir untuk mematenkan prosesnya. Setelah sadar betapa merepotkan bagi para petani yang sibuk untuk membeli, merebus, dan menggiling tulang, kemudian membeli asam sulfat dari pabrik gas di London untuk merendam bubuk tulang, dan menggiling hasilnya yang menjadi keras lagi. Dan, Lawes justru mematenkan metode itu atas namanya sendiri. Dengan paten di tangan, ia membangun pabrik pupuk buatan pertama di dunia di Rothmasted tahun 1841. Tidak lama kemudian ia menjual “superfosfat” kepada semua tetangganya.
Lawes bersekolah di Eton, kemudian melanjutkan ke Oxford, disana ia belajar geologi dan kimia. Di sekolah cambangnya tumbuh subur, namun ia tak mendapatkan gelar. Saat kembali ke Rothamsted, ia lalu melakukan sebuah teknik pengolahan tanah yang akhirnya mengubah cara orang bertani sejak saat itu.
Kisah John Bannet Lewis dimulai dengan tulang, kata sebagian orang berhubungan dengan kapur. Sebelumnya, selama berabad-abad para petani Hertfordshire telah menggali kapur sisa mahluk laut purba yang terkubur di bawah lapisan lempung tanah mereka untuk ditebarkan pada parit-parit di sekitar lading mereka, karena telah terbukti menyuburkan tanaman lobak dan biji-bijian. Dari kuliahnya di Oxpord, Lawes tahu bahwa kapur yang ditebarkan di ladang-ladang bukan merupakan makanan tambahan bagi tanaman, melainkan bahan melunakkan tanah sehingga tidak terlalu asam. Jadi, apa sesungguhnya yang menyebabkan tanaman lebih subur?
Seorang ahli kimia jerman, justus Von Liebig, tidak lama sebelumnya mencatat bahwa tulang-tulang yang dijadikan tepung dapat mengembalikan kebugaran tanah. Setelah direndam dahulu dalam asam sulfat encer, tulisnya, bubuk tulang itu bahkan lebih mudah dicerna. Lawes mencobanya di ladang lobak, dan ia terkesan.
Justus von Liebig dikenang sebagai pelopor industry pupuk, tetapi ia mungkin tak berkeberatan andai ia bisa menukar kehormatan itu dengan sukses luar biasa yang diraih oleh John Bannet Lawes. Von Liebig tidak pernah berpikir untuk mematenkan prosesnya. Setelah sadar betapa merepotkan bagi para petani yang sibuk untuk membeli, merebus, dan menggiling tulang, kemudian membeli asam sulfat dari pabrik gas di London untuk merendam bubuk tulang, dan menggiling hasilnya yang menjadi keras lagi. Dan, Lawes justru mematenkan metode itu atas namanya sendiri. Dengan paten di tangan, ia membangun pabrik pupuk buatan pertama di dunia di Rothmasted tahun 1841. Tidak lama kemudian ia menjual “superfosfat” kepada semua tetangganya.
Pabrik pupuknya pindah kelahan yang lebih besar dekat Greenwich di sungai
Thames. Sewaktu penggunaan bahan penyubur tanah kimiawi menyebar, pabrik-pabrik
Lawes makin banyak, dan daftar produknyapun bertambah panjang. Produknya tidak
hanya bubuk tulang dan mineral fosfat, tetapi juga dua pupuk nitrogen: natrium
nitrat dan ammonium sulfat (keduanya belakangan digantikan dengan ammonium
nitrat yang lazim digunakan sekarang). Lagi-lagi, Von Liebig yang telah
menemukan nitrogen sebagai komponen penting asam-asam amino dan asam-asam
nukleat yang vital bagi tumbuhan itu terlambat berfikir untuk memanfaatkan
temuannya. Sementara Von Liebig sibuk menerbitkan temuannya, lawes mematenkan campuran
nitratnya
Untuk mempelajari mana pupuk yang paling efektif, 1834 Lawes memulai rangkaian lahan uji yang masih diterapkan sampai sekarang, yang menjadikan Rothamsted Research baik sebagai pusat penelitian pertanian paling tua di dunia, juga sebagai tempat eksperimen lapangan berkelanjutan yang paling lama di dunia. Lawes dan John Henry Gilbert, ahli kimia yang menjadi mitranya selama 60 tahun, yang sama-sama menjadi sasaran kebencian Justus von Liebig, mulai dengan menanami dua bidang ladang: yang satu ditanami lobak, yang lain ditanami gandum. Mereka membagi keduanya dalam 24 lajur, kemudian menerapkan perlakuan yang berbeda kepada setiap lajur.
Untuk mempelajari mana pupuk yang paling efektif, 1834 Lawes memulai rangkaian lahan uji yang masih diterapkan sampai sekarang, yang menjadikan Rothamsted Research baik sebagai pusat penelitian pertanian paling tua di dunia, juga sebagai tempat eksperimen lapangan berkelanjutan yang paling lama di dunia. Lawes dan John Henry Gilbert, ahli kimia yang menjadi mitranya selama 60 tahun, yang sama-sama menjadi sasaran kebencian Justus von Liebig, mulai dengan menanami dua bidang ladang: yang satu ditanami lobak, yang lain ditanami gandum. Mereka membagi keduanya dalam 24 lajur, kemudian menerapkan perlakuan yang berbeda kepada setiap lajur.
Kombinasi-kombinasi
yang diterapkan meliputi pemakaian pupuk nitrogen dalam jumlah banyak, sedikit,
atau tidak sama sekali; pemakaian bubuk tulang mentah, superfosfat buatannya,
atau tanpa fosfat sama sekali; pemakaian mineral-mineral seperti senyawa
kalium, magnesium, belerang, natrium; dan pemakaian pupuk kandang mentah atau
pupuk kandang olahan. Ada lajur yang ditaburi batu kapur setempat, ada yang
tidak. Tahun-tahun berikutnya, sebagai plot dirotasi dengan jelai, kacang,
havermut, semanggi, dan kentang. Sebagian lajur diistirahatkan secara berkala,
sebagian lain ditanami terus menerus dengan tumbuhan yang sama. Sebagian
difungsikan sebagai control, tanpa penambahan apa pun.
1850-an, hasil panen bertambah ketika pupuk nitrogen dan fosfat diberikan, sedangkan penambahan mineral mikro berpengaruh baik terhadap sebagian tanaman, tapi berpengaruh buruk kepada tanaman lain. Bersama Gilbert, setelah pengambilan sampel yang sangat cermat dan pencatatan hasil-hasilnya, Lawes bersedia menguji teori apapun – entah ilmiah, awam, atau tidak masuk akal – tentang apa yang membantu pertumbuhan tanaman. Menurut George Vaughn Dyke, penulis biografinya, percobaannya meliputi pembuatan superfosfat dari tepung gading, dan melumuri tanaman dengan madu. Satu eksperimen yang masih dilakukan sampai sekarang adalah tidak menggunakan tanaman pangan sama sekali, tapi hanya menggunakan rumput.
Sehamparan padang penggembalaan purba tidak jauh dari Rothamsted Manor dibagi menjadi lajur-lajur dan diberi perlakuan dengan bermacam-macam senyawa nitrogen anorganik dan penambahan mineral. Belakangan Lawes dan Gilbert menambahkan tepung ikan serta pupuk kandang dari ternak yang diberi bermacam-macam makanan. Dalam abad kedua puluh, dengan peningkatan hujan asam, lajur-lajur itu dibagi lagi, sebagian ditaburi kapur untuk menguji pertumbuhan dalam kondisi angka pH atau keasaman berbeda-beda.
Dari eksperimen di ladang rumput ini, mereka
melihat bahwa walaupun pupuk nitrogen anorganik membuat rumput pakan tumbuh
setinggi pinggang, namun keanekaragaman hayati menjadi korban. Sementara 50
spesies rumput, gulma, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran bisa tumbuh di
lajur-lajur yang tidak diberi pupuk, lajur-lajur bersebelahan yang diberi
nitrogen hanya ditumbuhi dua atau tiga spesies. Karena petani tidak ingin benih
tumbuhan lain bersaing dengan benih yang mereka tanam, mereka tidak
berkeberatan dengan hasil tersebut, tetapi tidak demikian dengan alam.
Itu suatu paradoks, tetapi begitu juga Lawes. Pada 1870-an, setelah menjadi
kaya raya, ia menjual bisnis pupuknya tetapi gairahnya untuk bereksperimen ia
lanjutkan. Di antara beberapa hal yang diperhatikannya adalah berapa lama
sebidang lahan dapat ditanami tanpa henti. Penulis biografinya mencatat bahwa
ia pernah mengatakan bahwa petani mana pun yang berfikir dapat “menghasilkan
panen sama bermutu entah ketika ia menggunakan beberapa kilogram bahan kimia
atau ketika menggunakan sekian ton pupuk kandang,” petani itu hanya berhayal.
Lawes memberikan nasihat kepada siapa pun yang bertanam sayuran dan biji-bijian
bahwa, kalau ia yang melakukannya, ia akan “memilih sebuah tempat yang
memungkinkan pasokan besar pupuk kandang dengan harga murah”.
Perkembangan berikutnya semakin pesat, dengan ditemukannya teknologi dan metode pembuatan pupuk, industri-industri pertanian semakin giat berproduksi. Hingga tiba sebuah revolusi, khususnya di dunia ketiga seperti di Indonesia, yaitu revolusi hijau, dimana intensifikasi dan massifikasi pertanian digenjot. Dengan logika efisiensi, kecepatan, dan produksi massal, penggunaan pupuk pun semakin massif. negara penghasil pangan seperti Indonesia pun pada akhirnya memperoleh surplus dan bebas pangan. Namun, luapan kegembiraan nasional ini cuma beberapa dasawarsa saja, kini kita kembali terseok-seok dengan produksi nasional kita. Kini kita bertarung dengan kualitas dan keberlanjutan produksi, dimana kebutuhan meningkat, semakin banyak mulut yang ingin diberi makan, sementara lahan semakin sempit dan kualitas lahan yang menurun drastis.
Pupuk ZA adalah pupuk
kimia buatan yang dirancang untuk
memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa
Belanda, zwavelzure ammoniak,
yang berarti amonium
sulfat (NH4SO4).
Pada umumnya, amonium sulfat banyak digunakan sebagai pupuk untuk memberikan
unsur hara nitrogen dan sulfur pada tanaman pertanian dan perkebunan. Amonium
sulfat merupakan pupuk yang baik bagi tanaman padi, tanaman jeruk,
tumbuhan-tumbuhan yang merambat, dan terutama dapat digunakan untuk tanah
yang mempunyai pH yang tinggi. Adapun fungsi dari unsur hara nitrogen dan
hara sulfur bagi tanaman yaitu sebagai berikut :
a)
unsur hara nitrogen
·
membuat tanaman menjadi lebih hijau, segar, dan
banyak mengandung butir hijau daun yang penting dalam fotosintetis.
·
mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah
anakan, cabang, dan sebagainya).
· menambahkan
kandungan protein hasil panen.
b
b ) unsur hara sulfur
·
membuat pembentukan butir hijau daun
(chlorophyl), sehingga daun menjadi lebih hijau.
· menambahkan
kandungan protein dan vitamin hasil panen.
· berperan sebagai sintesa minyak yang berguna bagi proses pembuahan zat gula.
Di samping digunakan sebagai pupuk, amonium sulfat juga digunakan sebagai
nutrisi penambah kadar nitrogen dalam proses fermentasi, sebagai campuran
cairan pemadam kebakaran, penyamakan, makanan ternak, termasuk proses
pembuatan makanan (Hal. 726-728, Kirk-Othmer, 1994).
Ammonium Sulfat (ZA) merupakan salah satu jenis pupuk sintetis yang
mengandung unsur hara N. Unsur hara N
yang berasal dari Urea dan ZA merupakan hara makro utama bagi tanaman selain P
dan K dan seringkali menjadi factor pembatas dalam produksi tanaman. Menurut
Gardner dkk, (1991), definisi N
membatasi pembesaran sel dan pembelahan sel. N berperan sebagai bahan penyusun
klorofil dan asam amino, pembentukan protein, esensial bagi aktivasi
karbohidrat, dan komponen enzim, serta menstimulasi perkembangan dan aktivitas
akar serta meningkatkan penyerapan unsur-unsur hara yang lain (Olson dan Kurtz,
1982).
Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah.
Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat larut secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah,
pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya.
Sifat ini perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan pemberiannya.
Pupuk ZA mengandung belerang
24 % dan nitrogen 21 %. Kandungan nitrogennya hanya separuh dari
urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara
belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini. Namun demikian, pupuk ini
menjadi pengganti wajib urea sebagai pemasok nitrogen bagi pertanaman tebu karena tebu akan mengalami
keracunan bila diberi pupuk urea.
id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_ZA
2.2. Pembuatan Pupuk ZA
Pupuk ZA dibuat dari gas amoniak dan gas belerang. Persenyawaan kedua zat
tersebut menghasilkan pupuk ZA yang mengandung N 20,5 sampai 21%, bersifat
tidak higroskopis. Menurut Hilman dkk,
(1993, dalam Widyastuti, 1996), pupuk
N dalam bentuk ammonium sulfat (ZA) yang diberikan ke dalam tanah pertama-tama
akan diserap (adsorpsi) oleh kompleks koloid tanah dan bentuk N (NH4+)
cenderung tidak hilang dan tercuci air, sedangkan urea dapat segera larut dalam
air. Tahap akhir dalam proses pembuatan pupuk ZA adalah pengeringan.
Pengeringan adalah proses
untuk menghilangkan sejumlah cairan volatile
yang terdapat dalam padatan dengan cara evaporasi. Dalam industry pupuk
seperti ammonium sulfat (ZA), superfosfat (SP), dan natriium fosfat kalium
(NPK), proses pengeringan biasanya dilakukan dengan menggunakan rotary dryer. Untuk dapat mendesain dan
menganalisa kinerja suatu rotary dryer,
perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik pengeringan bahan padat yang
dikeringkan. Hal ini dapat dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan
alat tray dryer. Penelitian untuk
memperoleh data karakteristik telah dilakukan oleh sejumlah peneliti, antara
lain : pengeringan limbah padat dari ekstraksi minyak zaitun oleh Doymaz et al
(2003), pengeringan ampas wortel oleh Singh et al (2006), pengeringan biji
anggur oleh Roberts et al (2008), dan pengeringan limbah padat tapioca oleh
Dedi dkk (2009). Mereka melakukan penelitian penelitan pengeringan limbah padat
dan hasilnya dimodelkan dengan menggunakan model empiris untuk mendapatka
parameter karakteristik pengeringannya.
Selama proses pengeringan dalam tray dryer terjadi peristiwa –
peristiwa fundamental secara bersamaan yang meliputi transfer panas dari media
pengering (biasanya udara) ke padatan yang dikeringkan dan transfer massa air
dari padatan yang dikeringkan ke media pengering (udara). Data-data yang
diperoleh dari penelitian secara eksperimental perlu digeneralisasi terlebih
dahulu untuk dapat menaksir parameter-parameter proses yang penting dengan
menggunakan pengembangan model matematis proses yang terjadi.
Reaksi yang terjadi selama proses pembuatan pupuk ZA di PT.PETROKIMIA
GRESIK adalah :
Pembentukan amoniak (di unit Pabrik Amoniak):
N2 + 3H2 ®2NH3
Pembentukan asam sulfat (di unit Pabrik Asam
Sulfat):
S + O2 ®SO2
SO2 + ½ O2 ®SO3
SO3 + H2O ®H2SO4
Pembentukan ZA (untuk Solid Base, di unit
Pabrik ZA):
2NH3 + H2SO4 ®(NH4)2SO4
Jenis Proses
Proses
produksi amonium sulfat terdiri dari berbagai proses yaitu, proses
netralisasi langsung, proses karbonasi batubara, proses gypsum (merseburg
process), dan proses absorbsi sulfur.
1. Proses Netralisasi Langsung Proses produksi amonium sulfat dari reaksi
amonia dan asam sulfat disebut dengan proses netralisasi langsung. Panas
dari reak si mampu menguapkan seluruh air jika konsentrasi asam sulfat 70% atau
lebih. Amonium sulfat dibuat dalam suatu unit netralizer dengan mereaksikan gas
amonia dengan asam sulfat
dibawah tekanan vakum yaitu sekitar 55–58 mmHg dengan suhu 105°C dengan
reaksi sebagai berikut :
dibawah tekanan vakum yaitu sekitar 55–58 mmHg dengan suhu 105°C dengan
reaksi sebagai berikut :
2 NH3 (g) + H2SO4
(aq) ®(NH4)2SO4 (s)
∆H = -274 kJ/mol (-65,5
kcal/mol) (Hal. 726-728, Kirk-Othmer, 1994)
2.
Proses Karbonasi Batubara
Pada tahun 1920-an, proses karbonasi batubara ini sangatlah populer di kalangan industri. Namun pada perkembangannnya, proses ini semakin berkurang seiring dengan meningkatnya instalasi oil-gas proccess dan penggunaan minyak serta gas alam untuk pemanasan. Di lain pihak, batubara yang dikarbonasi tetap digunakan untuk memproduksi amonium sulfat.
Pada tahun 1920-an, proses karbonasi batubara ini sangatlah populer di kalangan industri. Namun pada perkembangannnya, proses ini semakin berkurang seiring dengan meningkatnya instalasi oil-gas proccess dan penggunaan minyak serta gas alam untuk pemanasan. Di lain pihak, batubara yang dikarbonasi tetap digunakan untuk memproduksi amonium sulfat.
Amonium sulfat dapat diproduksi dari batubara
dengan 3 cara yaitu proses
langsung, proses tak langsung, dan proses semi langsung.
langsung, proses tak langsung, dan proses semi langsung.
a)
Proses langsung
dalam proses ini, semua gas yang terbentuk didinginkan terlebih dahulu untuk
menghilangkan sejumlah tar. Kemudian terjadi reaksi phenosolvan
untuk menghilangkan phenol. Amonia akan dipisahkan dari kondensat dalam
CLL (Chemie Linz-Lurgi). Selanjutnya melewati saturator bubble (type spray),
dimana reaksi amonia dengan asam sulfat terjadi. Kristal amonium sulfat
yang terbentuk dalam cairan akan turun, kemudian dipisahkan dan dicuci
dalam centrifuge lalu dikeringkan. Kristal kering yang dihasilkan dikirim lewat
conveyor untuk disimpan.
Berikut dapat dilihat blok
diagram pembuatan amonium sulfat dengan proses langsung :
b)
Proses tak langsung pada proses ini, gas panas
dari oven didinginkan dengan resirkulasi cairan pencuci dan air scrubbing.
Campuran cairan kemudian dipanaskan dengan steam dalam kolom stripper tipe
bubble untuk melepaskan amonia bebas dalam senyawa garam seperti amonium
karbonat dan amonium sulfit. Sebagian cairan dalam kolom stripper kemudian
ditambahkan dengan larutan kapur untuk menguraikankomponen garam seperti
amonium klorida. Steam lewat melalui kolom kedua distripping dengan amonia
dan cairan kemudian dicampur dengan uap dan diperoleh amonia mentah yang
selanjutnya diubah menjadi amonium sulfat dalamsaturator kristaliser.
Berikut dapat dilihat blok diagram pembuatan amonium sulfat dengan
proses tak langsung:
proses tak langsung:
3.
Proses Merseburg Proses produksi amonium sulfat
dengan proses Merseburg pertama sekali dilakukan di Inggris pada tahun 1951 dan
di India pada tahun 1967. Proses ini merupakan reaksi antara amonium karbonat
dengan gypsum. Proses ini masih digunakan di berbagai negara dimana suplay
gypsum tersedia dalam jumlah besar seperti Inggris, Prancis, Jerman dan India.
Reaksi yang terjadi ad alah
sebagai berikut :
2NH3 + CO2
+ H2O «(NH4)2CO3
(NH4)2CO3
+ CaSO4.2H2O ®(NH4)2SO4 + CaCO3 + 2H2O
Larutan amonium karbonat jenuh
digunakan dalam proses yang dibuat dengan cara melarutkan karbondioksida dalam
larutan amonium hidroksida. Karbondioksida tersedia sebagai hasil samping
pembakaran hidrokarbon. Konversi pada reaksi kira-kira 95% sesudah lima
jam, jika gypsum bereaksi sempurna dan suhu reaksi dijaga pada 70 oC.
Campuran reaksi difilter untuk memisahkan kalsium karbonat yang terbentuk dari
larutan amonium sulfat (Hal.726-728, Kirk-Othmer, 1994).
4.
Proses Absorbsi Sulfur Amonium sulfat dapat
dibuat dengan mengabsorbsi gas sulfur pada pelarut organik dan menghasilkan
sulfit atau kaya liquor dengan udara untuk memproduksi sulfat. Kemudian
ditambahkan amonia untuk menghasilkan amonium sulfat. Setelah itu dipisahkan
dari solventnya, di centrifugasi dan dikeringkan kemudian di bagging. Solvent
yang digunakan biasanya adalah xylidine atau monomethyanilin.
Banyak cara diperkenalkan
selama beberapa tahun untuk proses pembuangan gas sulfur ke udara untuk
dimanfaatkan dalam pembuatan amonium sulfat. Proses ini akan menjadi lebih
ekonomis di masa depan karena akan membantu mengurangi tingkat emisi polusi.
Pada proses ini ditemukan teknik pengurangan kadar sulfur dengan biaya yang
rendah untuk unit yang kecil. Proses ini meliputi reaksi larutan amonia dengan
sulfur dioxide dalam reaktor kristalizer untuk membentuk kristal amonium
sulfit. Gas yang tidak bereaksi dibuang keudara.
Tahapan reaksinya adalah sebagai berikut :
2NH3 + SO2 + H2O ®(NH4)2SO3
(NH4)2O3 + ½ O ®2(NH4)2SO4
2NH3 + SO2 + H2O ®(NH4)2SO3
(NH4)2O3 + ½ O ®2(NH4)2SO4
Reaksi yang terjadi berada
pada tekanan 0,1–5 atm dan suhu 200–450 oC menggunakan
katalis V2O5. Amonium Sulfit kristal dicentrifuge dari
kristaliser dan dioksidasi menjadi amonium sulfat dalam rotary dryer (Hal.
726-728, Kirk-Othmer, 1994).
2.3. Spesifikasi bahan baku, bahan penunjang dan pupuk ZA sebagai produk
1. Ammonia (Bahan Baku)
Wujud : cair
Kenampakan : tidak berwarna
Bau : khas ammonia
Tekanan : 3-4 kg/cm2
Temperatur : 85 oC
Komposisi: NH3 min : 99,0-99,5 % berat
Wujud : cair
Kenampakan : tidak berwarna
Bau : khas ammonia
Tekanan : 3-4 kg/cm2
Temperatur : 85 oC
Komposisi: NH3 min : 99,0-99,5 % berat
H2O
max : 0,5-1 % berat
2. Asam Sulfat (Bahan Baku)
Wujud : cair
Kenampakan : tidak berwarna
Bau : khas asam sulfat
Tekanan : 5 kg/cm2
Komposisi: H2SO4 min : 98,0-99,5 % berat
H2O
max : 0,2-2,0 % berat
3. Uresoft 150 (Bahan Penunjang)
Uresoft 150 sebagai bahan anti caking.
4. Ammonium Sulfat (Produk)
Wujud : padat
Bentuk : kristal
Kenampakan : putih
Ukuran : tertahan US mesh 30
Komposisi:
· Nitrogen min 20,80 %
· Belerang minimal 23,8%
· Asam bebas max sebagai H2SO4 : 0,10 %
· H2O max : 1,0 %
Unit
ZA I / III
Bahan
baku
a. Gas NH3 dengan
spesifikasi ;
·
Kadar NH3 :99-99,5%
·
Temperatur : 1⁰C
·
Tekanan :
3,5-5,5 kg/cm2
·
Kadar H2O : maksimal 0,5%
b.
Asam sulfat dengan spesifikasi :
·
Kadar H2SO4 : 98,5%
·
Kadar H2O : 1,5-2,0%
·
Temperatur : 36⁰C
·
Tekanan :
6,0 kg/cm2
·
Kadar Fe :
maksimal 50 ppm
ProsesProduksi
ZA II
Pabrik ZA II (amonium sulfat II) didesain
dengan kapasitas 810 ton per day . Proses yang digunakan adalah proses
ICI/Chemico untuk tahap reaksinya dan SSIC
untuk evaporator kristaliser .
Spesifikasi
produk :
1. Bentuk = kristal
2. Ukuran = 70% tertahan tyler mesh no.30
3. Kadar = nitrogen 21%
=
asam bebas (H₂SO₄)
0,1%
=
air (H₂O) 0,15%
Bahan baku dan bahan
penolong :
1. Amonia,
dari TK 801
2. Karbondioksida
(CO₂), merupakan hasil samping dari pabrik
amonia
3. Fosfogipsum
(CaSO₄.2H₂O)
, merupakan hasil samping dari pabrik asam pospat
4. Asam
sulfat (H₂SO₄)
, dari pabrik asam sulfat II
5. Amoflo
, sebagai bahan anti caking
Produksi
ZA II terdiri dari beberapa seksi , antara lain :
1.
Seksi
carbonation /pembuatan ammonium karbonat (seksi 5100)
2.
Seksi reaksi dan gas scrubbing ( reaksi
penyerapan gas , seksi 5200)
3.
Seksi filtrasi (seksi 5300)
4.
Seksi netralisasi (seksi 5400)
5.
Seksi
evaporasi dan kristalisasi ( seksi 5500)
6.
Seksi pengeringan dan pendinginan (
seksi 5600)
7.
Seksi pengantongan ( seksi 5700)
Seksi Carbonation
(seksi 5600)
Seksi
ini berperan dalam memproduksi larutan amonium karbonat ((NH₄)₂CO₃)
yang biasa disebut carbonatliquorT5101
, yaitu sebagai berikut :
2NH₃ + CO₂
+ H₂O →(NH₄)₂CO₃
2NH₃ + CO₂
+H₂P → NH₄HCO₃
Rasio
NH₃/CO₂
adalah 1,3-1,35 . Reaksi dilakaukan dengan CO₂berlebih
, Amonia cair dengan suhu -30ᵒC dari TK 801 dipompa dengan P7301 AB dimasukkan
ke shellsidedari E 5103 . Panas LP
steam ( P steam 2 kg/cm²) dari tube sideE5103
menyebabkan a,onia menguap menjadi gas (4ᵒC) . Gas amonia dari E5103 dipanaskan lagi dengan steam di E5104 (amonia superheater ) hingga suhu 27ᵒC kemudian dimasukkan ke T5101 . CO₂ dari amonia plant masuk ke D7301 (cooler separator ) , Pada unit D7301 ini
, kondensat CO₂ dikirim ke seksi 5200 dengan P7302 AB . Dengan kompresor
C5101 , CO₂ gas dari D7301 ditekan hingga 1,2 kg/cm² dan temperatur
80ᵒC dimasukkan ke T5101 . Larutan CL yang keluar dari dasar
T5101 dipompa dengan P5101AB dan didinginkan menjadi 38-42ᵒC dengan coolingwater
di carbonationcooler (E5101) kemudian
dimasukkan kembali ke T5101 . Gas yang lolos ke bagian atas
diserap oleh subber liquor .Sisa
sisa gas yang tidak terserap dialirkan ke seksi 5200 .
Produksi larutan CL diambil dari discharge P5101 AB dan ditampung di TK
5103 (CL storage tank) . Dari TK
5103, CL dipompa dengan P5102 dan dikirim ke seksi 5200 untuk direaksikan
dengan gypsum .
Seksi Reaksi dan Gas Scrubbing (Seksi 5200)
·
Reaktor
Feedinggypsumke reaktor bisa langsung dari pabrik asam fosfat atau
dari open storage di ZA II .Gypsum dari PA diangkut dengan sistem
konveyer sampai ke damper M7119-1-2 .
Conveyeryang digunakan ke reaktor
antara lain : M7119-2 , M5212 , dan M5213 .
Bila gypsum diambil dari openstorage
, maka dengan payloader dimasukkan ke
hopper D5204 yang terletak di atas
M5212 . Diatas reaktor pertama ( A atau B) terdapat vortex mixerD5201AB . Gypsum
yang masuk ke vortex mixer dicampur
dengan shurrydari pompa sirkulasi
P5202 . Flow CL(amonium karbonat)
diatur dengan FCV 5105 yang di-cascade-kan
dengan WQ 5201.
Temperatur reaktor pertama dibuat 65ᵒC dan reaktor selanjutnya 70-73ᵒC dengan mengatur masukan steam ke steamcoilpada
setiap reaktor .Slurrydari reaktor
terakhir dikirim ke filtrasi . Tekanan reaktor dibuat negatif dengan blower C5201 .Reaksi yang terjadi dalam
reaktor R5201 A-E sebagai berikut :
(NH₄)₂CO₃ +CaSO₄.2H₂O → (NH₄)₂SO₄ + CaCO₃ ↓ + 2H₂O -2,7
kcal/mol
NH₄HCO₃ → NH₃ + CO₂ + H₂O
(NH₄)₂CO₃
→ 2NH₃ + CO₂
+ H₂O
Reaksi
tersebut menghasilkan magma dengan spesifikasi sebagai berikut :
Larutan
: (NH₄)₂SO₄ ± 30,8% (min.25%) dan NH₃20 g/L (min.8 gr/L)
Padatan : CaCO₃
88,8% , CaSO₄.2H₂O
4,8% ,insoluble6,4% ; SG magma 1,44
dan teperatur 70⁰C
Hal yang harus diperhatikan dalam reactor adalah
kandungan NH₃ , kandungan NH₃
yang terlalu rendah menyebabkan masalah filtrasi , sisa gypsumyang tidak bereaksi akan mengotori kain filter . Kandungan NH₃
yang terlalu tinggi menyebabkan foaming
di netralisasi . Selain dari itu , waktu tinggal yang terlalu
lama menyebabkan slurry sulit
difilter .
·
Scrubber
Aliran
gas menuju T5201 dibagi dua jalir . Jalur pertama merupakan campuran gas dari
reactor , filtrasi , dan netralisasi yang dihisap C5201 ke bottom T5201 dan jalur kedua adalah campuran gas dari vacumpump dan dari karbonasi yag
langsung masuk ke bottomT5201 scrubbingtower. Process condensate masuk kebagian atas T5201 . Dengan pompa
sirkulasi P5203 AB ,scrubber liquor
dilewatkan melalui cooler E5201 .
Produksi scrubber liquor dipompa
dengan P5207 AB ke T5101 (carbonationtower)
. Sisa gas yang tak terserap dibuang ke atmosfer melalui stack. Reaksi pada scrubber
sebagai berikut :
NH₃ + CO₂ +H₂O → (NH₄)₂CO₃ (encer)
Hasil dari scrubber adalah scrubber liquor dengan spesifikasi berikut : NH₃ 1,9% ; CO₂ 2,4% ; H₂O sisanya , SG
1,04% , dan temperatur 36⁰C .
Seksi
Filtrasi (Seksi 5300)
Pada
seksi ini terdapat dua tingkat filter
yaitu primary filter denngan tipe
belt dan secondary filter dengan tipe rotary
·
Primary Filter (Fil.5301 AB)
Reaction
magma dari reactor terakhir dipompa dengan P5201 ke bash dari filter Fil.5301 A dan atau
Fil.5301 B .Reaction magma yang Overflow dari bash mengalir kembali ke reactor terakhir . Karena hisapan dari vacumpump C5302 AB ,larutan dari reaction magma menerobos kain filter dan
ditampung di primaryfiltrate receiver D5302
sedangkan cake menempel pada filter .
Cake yang telah lepas dari kain dilarutkan kembali
(di-repulp) dengan weak liquor untuk ditampung di primaryrepulpingtank TK5303 .
Weak liquor adalah filtrate dari secondaryfilter
.Gas-gas yang lepas dari filter 5301 AB dihisap dengan C5201 .Filtrat(strong liquor) sebagai produksi filtrasi dari 5302 dipompa dengan P5301 AB ke chalk settler D5309. Spesifikasi strongliquor sebagai berikut : (NH₄)₂SO₄
35,4% (min.32%) ; NH₃ 1,79% (maks.2%) ; solid in/out 0,42 ; sisanya CO₂
dan H₂O , SG 1,15-1,25 dan temperatur 40-60⁰C .
·
Secondary Filter (Fil.5302 AB)
Slurry
dari
TK 5303 dipompa dengan P5302 ke bosh
dari filter Fil 5302 A dan atau Fil 5302B .Slurry
yangoverflow dari bosh
mengalir kembali TK 5303 .Kondisi vakum dibuat melakui hisapan C5302 AB . Condensat dipanaskan dengan steam di E5301 hingga ±90⁰C dan digunakan untuk
mencuci cake dari sisa-sisa kandungan (NH₄)₂SO₄
, Filtratnya ditampung pada secondaryfiltrate receiver D5305 , kemudian dengan
pompa dengan P5303 AB dialirkan ke weak
liquorpumptank TK 5302 . Weak liquor dipompa dengan P5302 AB dialirkan ke
headtank TK 5308 untuk repulpcake dari Fil 5301 AB dank e stainer untuk
pencucian cake dan pencucian kain Fil 5301 AB.
Cake dari Fil 5302 AB
dilepaskan dari filter dengan tekanan udara dari kompresor C5301 (tekanan 0,5
kg/cm²) . Filter knife (scrapper) membantu pelepasan cake
tersebut . Dengan conveyer M5320 dan M5321 cake (kapur) dibuang ke pembangunan
. Cake tersebut mempunyai komposisi sebagai berikut : CaCO₃
min 6,5% , CaSO₄.2H₂O
maks. 4% (NH₄)₂SO₄
maks.2% dan H₂O maks . 30%
·
Vacuum Pump (C5302 AB)
Gas
dari D 5302 dan D 5305 dihisap oleh C5302 AB. Sebagai sealing digunakan kondensat proses seksi 5500 . Campuran gas dan
kondensat masuk ke vacumpumpsilencer M5311 . Gas yang terpisah dialirkan ke T
5201 (scrubber) . Kondensatnya
dipompa dengan P5308 AB kembali ke seksi 5500 .
·
Settler (D5309)
Strongliquor
dari primary filter masih mengandung solid ±2000 ppm dengan ukuran dibawah 20
mikron . Di dalam settler ini solid mengendap ke dasar , digaruk dengan
sttlerrake sehingga mengumpul ke tengah dan dipompa dengan P5307 ke reactor
terakhir sebagai sludge yang mengandung ±10% solid .
Overflow
dari settler mengandung kurang dari 200
ppm solid. Produk strongliquor ini dipompa denngan P5306 AB ke strongliquor
strogae tank TK 5401 .
Seksi netralisasi (seksi 5400)
Seksi ini berfungsi untuk
menetralkan sisa NH3 dan ammonium karbonat menjadi ZA tambahan
.Sulphuricacid dari storage tank TK 5404
secara berkala diisi dari pabrik SA. Asam sulfat dari TK 5404 di pompa dengan
P5403 AB ke headtank TK 5403 .Overflow dari TK 5403 kembali ke TK 5404 .Asam
sulfat ke neutralization tank R5402 diambilkan dari line sebelum masuk ke TK
5403 .Flow diatur dengan FICV 5401. Pada R5402 ini asam sulfat bereaksi dengan
strong liquor dari TK 5401 mengiikuti persamaan reaksi berikut :
NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4
(NH4)2CO3
+ H2SO4 (NH4)2SO4 + H2O + CO2
NH4HCO3
+ H2SO4 (NH4)2SO4 + 2H2O + CO2
Gas
CO2 yang dilepas dihisap dengan C5201 untuk dimasukkan ke scrubber T5201
.Larutan ammonium sulfat hasil reaksi ini (NL) mempunyai kondisi sebagai
berikut ; PH 3-4 ,temperature 62⁰C , dan SG 1,21.
Seksi
Evaporasi dan Kristalisasi (Seksi 5500)
Seksi
ini berfungsi menguapkan H2O dari larutan NL supaya larutan menjadipekat hingga terbentuk Kristal
ammonium sulfat .Kristal dan laarutan
dipisahkan memakai alat sentrifuge .Proses evaporasi dilakukan dalam tiga
evaporator .Evaporator pertama berfungsi memekatkan NL sampai mendekati jenuh
.Pompa D5501 mensirkulasikan larutan melewati tube side dari calandria 1
(heatexchanger E 5501 ).Sebagai pemanas adalah steam 2kg/cm2 masuk ke shellside
E 5501. NL diumpankan ke line sirkulasi
dengan 1st circulation pump P
5501 .Tekanan D5501 dibuat vakum 707 torr (0,93 kg/cm2A). Uap dari D 5501
(113,36⁰C) dipakai sebagai pemanas untuk
evaporator II .Kondensat yang terbentuk di E5591 di tamping dalam flash tank
D5504 .Dengan P5504 AB, kondensat dari D
5504 dikirm ke service unit produksi III dan sebagaian lagi ke scrubber .
Evaporator kedua
berfungsimemekatkan larutan dari evaporator I menjadi lewat jenuh sehingga
terbentuk Kristal .Suhu larutan keluar calandria IIb(E5502) sebesar 85,5⁰C
.Tekanan D 5502 dibuat vakum sebesar 327 torr (0,43 kg/cm2.A). Campuran Kristal
dan larutan dikeluarkan dari salt catcher di bagian bawah D 5502 dengan P 5509
menuju slurrytank TK 5517 .Overflow dari larutan di kirim ke evaporator III
dengan P 5510.
Kondensat E 5502 masuk ke 2nd flash tank (D
5505) .Kondensat kemudian dikirim dengan pompa P 5506 AB ke 3rd
flash tank (D 5506) bersamaan dengan kondensat dari E 5503 (3rd
calandria) . Campuran kondesat kemudian ditampung di TK 5511 melalui P 5506 AB.
Proses pada evaporator III ( D 5503) mirip dengan evaporator II.Pemanas
yang digunakan adalah uap hasil evaporator II. Suhu larutan keluar calandria
III (E 5503) sebesar 60⁰C .Tekanan D 5503 dibuat vakum sebesar 107 torr (0,14
kg/cm2.A) . Sirkulasi larutan dengan P 5503 .Slurry dikirim ke TK 5517 dengan
P5511 .Slurry Kristal ammonium sulfat basah yang dihasilkan memiliki komposisi
sebagai berikut : (NH4)2SO4 99% dan H2O 1%.Uap hasil evaporator III dikirimm ke
system vakum. Kondensat (proses kondensat) yang terbentuk di E5503 juga E5502
dikirim ke process condensate storage tank TK 5511 .Proses kondensat yang
dihasilkan mengandung 300 ppm NH3 dalam bentuk (NH4)2SO4 dan dibuang melewati
effluent treatment .
·
Sistem
Vakum
uap
dari D 5503 masuk ke barometriccondenser E5520 .Air pendingin berasal dari
condensate coolingtower T5501 dengan pompa P 5518 ABC .Kondensat bersama air
pendingin (E 5520 merupakan condenser dengan pendingin kontak langsung) di
tamping di hot well D 5521 selanjutnya dikirim ke T 5501 untuk didinginkan .Uap
dan gas yang tak mengembun ditarik oleh ejector J 5502 .Untuk ejector J 5501
dan J 5502 dipakai steam 100 kg/cm2 untuk mengatur kondisi vakum.
·
Centrifuge
(M5501 AD)
Slurry dari slurry tank
TK 5517 dipompa dengan P 5517 menuju centrifuge M5501 AD setelah melewati
thickener D 5511 AD untuk menaikkan
konsentrasi kristal dari 25% menjadi 40%.Overflowslurry dari D 5511 AD dan
overflow dari slurryloop kembali ke TK 5517.Di dalam centrifuge Kristal
dipisahkan dari larutan.Kristal basah masuk konveyor M 5502 untuk dibawa ke
seksi 5600 dryer cooler .Larutannya motherliquor dialirkan ke motherliquortank
TK 5510 .Spesifikasi mother liquor sebagai berikut : (NH4)2SO4 41% (min. 35% ;
H2SO4 maks 2% ,dan PH 3-4.
Seksi Pengeringan dan Pendinginan
(Seksi 5600)
Peralatan
utama seksi ini adalah M 5601 (rotary dryer dan cooler ) dan B5601 (furnace
sebagai pembangkit tenaga panas).
·
Furnace (B5601)
Gas alam dengan tekanan 20 lbs/in2 diturunkan tekanan nya
menjadi 1,2 lbs/in2 dimasukkan ke B5601 . Udara pembakaran didapat dari furnace
combustion air fan C5605.Gas panas dari furnace didinginkan dengan udara dari
furnace dilution air fan C5602 sampai suhu 134,9⁰C .Udara panas keluar furnace
dimasukkan ke bagian drying dari dryer-cooler M5601.
·
Rotary Dryer – Cooler (M5601)
Kristal
basah dari konveyor M5502 dikeringkan dengan hembusan udara panas dari furnace
.Di bagian cooler dari M5601 , Kristal didinginkan dengan hembusan udara yang diperoleh
dari cooler air feed fan C 5604.Produk Kristal diangkut dengan system conveyor
ke pengantongan atau bulk storage .Kristal ammonium sulfat kering yang
dihasilkan memiliki spesifikasi sebagai berikut : N total min. 21% , H2O maks.
0,15% , H2SO4 maks. 0,1% , Fe 75 ppm , dan temperature 50⁰C.
·
Cyclone dan Scrubber
Udara
keluar dari bagian dryer M5601 melewati dryer cyclone D 5601 . Debu yang
terkumpul di D 5601 dimasukkan ke remelt tank TK 5603 .Udara keluar D5601 yang
masih mengandung sisa debu dihisap dengan dryer cooler exhaust fan C5601
dimasukkan ke dryer cooler scrubber T 5601.
Udara
keluar dari bagian cooler M 5601 melewati cooler cyclone D 5602 AD.Debu yang
terkumpul di D 5602 AD dimasukkan ke TK 5603 .Udara keluar D5602 AD yang masih
mengandung sisa debu dihisap dengan product cooler fan C5603 dimasukkan ke
T5601.
Di
dalam T 5601 sisa-sisa debu diserap oleh kondensat proses .Larutan encer yang
dihasilkan di kirim kr TK 5603 untuk melarutkan debu yang dukumpulkan oleh
cyclone D 5601 dan D 5602 ABCD .Larutan yang dihasilkan dikirim ke settler D
5309 dengan remelt liquor (RL) pump P 5601.
Unit Pendukung ZA II
Unit
pendukung ZA II plant , antara lain :
a)
Unit air pendingin (6510)
b)
Unit udara tekan / instrument (6300)
c)
System conveyor (7100) yang terdiri dari
sistemm konveyor sulphur-gypsum dan conveyor produk.
·
Sistem Air Pendingin
Alat
utama :
a)
Menara pendingin (cooling tower T 6510)
b)
Dua buah fan MT 6510 AB
c) Tiga buah sirkulasi P 6511 ABC
Spesifikasi system:
Kapasitas
sirkulasi : 1735 m3/jam
Make
up : 36,9
m3/jam
Temperature
in : 41⁰C
Temperature
out : 31⁰C
Spesifikasi
air pendingin:
PH
(pada 25⁰C) : 7,5-8,5
Ca
Hardness (CaCO3) : 150-1000 ppm
Silica
(Sio2) : maks.
150 ppm
Residual
chlorine : 0,5-1 ppm
Conductivity : maks. 30000
Turbidity : maks. 20
·
System Udara Tekan/Instrumen
Spesifikasi
udara tekan (utility air):
Tekanan :
7,5 kg/cm2
Kompresor :
C 6303 kapasitas 65 Nm3/jam
Receiver :
D 6303
Spesifikasi udara instrument:
Tekanan :
7,5 kg/cm2
Kompresor :
C 6304 AB kapasitas 65 Nm3/jam
Air dryer : D 6306 AB
2.4. Kegunaan Pupuk ZA
A. BILA TANAMAN
KEKURANGAN UNSUR HARA BELERANG, MAKA:
- Produksi protein tanaman menurun, pertumbuhan sel tanaman kurang aktif.
- Terjadi penimbunana amida bebas dan asam amino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman, terjadi kerusakan aktifitas fisiologis dan mudah tererang hama dan penyakit.
- Produksi butir hijau daun menurun, proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat, tanaman mengalami klorosis / kekuningan, dan hasil panen rendah.
B. Pupuk ZA
- Mudah penangannya dan ekonomis.
- Tidak menyerap banyak air.
- Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan.
- Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama.
- Dapat dicampur dengan pupuk lain.
- Aman digunakan untuk semua jenis tanaman.
C. Pupuk ZA
- Memperbaiki kualitas dan meningkatkan produksi serta nilai gizi hasil panen dan pakan ternak karena peningkatan kadar protein pati, padi, gula, lemak, vitamin, dll.
- Memperbaiki rasa dan warna hasil panen.
- Tanaman lebih sehat dan lebih tahan terhadap gangguan lingkungan (hama, penyakit, kekeringan)
D. MANFAAT
BELERANG BAGI TANAMAN
- Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau.
- Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen.
- Meningakatkan jumlah anakn yang menghasilkan (pada tanaman padi).
- Berperan penting pada proses pembulatan zat gula.
- Memperbaiki warna, aroma, dan kelenturan daun tembakau (khusus pada tembakau omprongan).
- Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpangan, memperbesar umbi bawang merah dan baeang putih.
E. GEJALA
KEKURANGAN UNSUR HARA BELERANG
- Tanaman tumbuh kerdil, kurus dan panjang.
- Pertumbuhan dan kematangan terlambat, terutama pada tanaman biji-bijian.
- Pada sebagian besar tanaman, daun muda berwarna hijau kekuning-kuningan, merah sampai tulang daun. Pada beberapa tanaman seperti tembakau, jeruk dan kapas, gejala lebih dahulu terlihat pada daun tua.
- Pada tanaman kacang-kacangan pembentukan bintil akar berkurang.
- Buah-buahan tidak matang sempurna dan warnanya menjadi hijau terang.
- Timbul bintik-bintik pada daun, seperti pada kentang.
2.5. CARA PENGGUNAAN PUPUK ZA
- Pupuk ZA sangat
dianjurkan sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan untuk semua jenis
tanaman.
(Unsur hara Belerang dibutuhkan tanaman sejak awal pertumbuhan) - Pupuk ZA dapat dicampur dengan pupuk yang lain.
- Dapat bersifat racun bagi tanah jika diberikan pada tanah tanpa disertai kapur. Tanpa adanya batuan kapur, ammonium sulfat akan bebas bereaksi dengan besi, aluminium, dan mangan membentuk racun besi, aluminium, dan mangan.
- Kelebihan pupuk ammonium sulfat mengakibatkan tanah besifat asam. Dengan demikian, pupuk ini harus diberikan pada tanah yang bersifat basa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Pupuk
pertama kali ditemukan dalam penelitian oleh Seorang ahli kimia Jerman yang
bernama Justus von Liebig.
·
Pupuk ZA
adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen
dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa
Belanda, zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4).
·
Bahan baku
utama yang digunakan dalam pupuk za adalah amoniak (NH3) dan asam sulfat
(H2SO4)
·
Proses
produksi pupuk za ada 5 tahap yaitu penguapan amoniak cair, pereaksian antara amoniak dan asam sulfat , pemisahan
Kristal amonium sulfat dari
larutan induknya dan
pengayakan Kristal, pengeringan
kristal amonium sulfat, dan pengepakan
produk
Aplikasi pupuk ZA yaitu untuk
semua jenis macam tumbuhan.
a) Pabrik
ZA II (amoniumsulfat II) didesain dengan kapasitas 810 ton per day . Proses
yang digunakan adalah proses ICI/Chemico untuk tahan preaksinya dan SSIC untuk evaporator kristaliser .
Spesifikasi
produk :
4.
Bentuk =
kristal
5.
Ukuran =
70% tertahantyler mesh no.30
6.
Kadar =
nitrogen 21%
= asambebas (H₂SO₄) 0,1%
= air (H₂O) 0,15%
Bahan baku dan bahan penolong :
6.
Amonia, dari TK 801
7.
Karbondioksida (CO₂), merupakan hasil samping
dari pabrik amonia
8.
Fosfogipsum (CaSO₄.2H₂O) , merupakan hasil samping
dari pabrik asampospat
9.
Asam sulfat (H₂SO₄) , dari pabrik asamsulfat
II
10.
Amoflo , sebagai bahan anti caking
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar